Jejak karbon merupakan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, seperti produksi energi, transportasi, dan industri. Emisi gas rumah kaca ini menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global saat ini. Oleh karena itu perlu dilakukan Emission Reduction Management atau Manajemen Pengurangan Emisi.
Perubahan iklim akibat pemanasan global telah menjadi perhatian utama seluruh negara saat ini yang membutuhkan langkah konkret untuk menjaga dan merawat bumi. Banyak faktor yang membuat krisis perubahan iklim, salah satunya akibat jejak karbon.
Berbagai upaya mengurangi jejak karbon terus dikampanyekan oleh berbagai pihak dalam upaya mengurangi krisis perubahan iklim. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan dalam mengurangi jejak karbon.
Langkah pertama yaitu mulai beralih dari sumber energi fosil menjadi energi bersih dan terbarukan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Seperti penggunaan tenaga surya, angin, dan hidroelektrik sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Langkah selanjutnya yaitu mengadopsi teknologi dan praktik efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca secara keseluruhan. Pengelolaan limbah yang efektif juga dapat mengurangi emisi metana, yang merupakan salah satu GRK paling kuat.
Transportasi merupakan kontributor gas rumah kaca paling besar, maka dari itu dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi berkelanjutan, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum, kita dapat mengurangi dampak jejak karbon dari sektor transportasi.
Upaya mengurangi jejak karbon selanjutnya yaitu mendorong industri untuk mulai menerapkan teknologi bersih pada seluruh kegiatan operasionalnya. Sehingga sektor industri dapat berkontribusi lebih banyak pada pengurangan jejak karbon secara menyeluruh.
PT Saka Energi (PGN Saka) sebagai entitas anak usaha PT PGN Tbk yang merupakan subholding gas Pertamina, saat ini tengah fokus pada program dekarbonisasi untuk mengurangi produksi emisi karbon (CO2) di Indonesia. Perusahaan menargetkan dapat menyumbang pengurangan emisi karbon hingga 30% sepanjang tahun 2030.
Ada beberapa langkah dilakukan oleh oleh PGN Saka sebagai Emission Reduction Management yakni :
Solar Panel Offshore Sidayu
Pemanfaatan solar panel dilakukan sebagai penambahan sumber energi yang secara independen untuk memberikan pasokan daya pada peralatan listrik pada fasilitas proses di proyek Sidayu. Proyek ini sendiri terletak di Ujung Pangkah, Jawa Timur.
Solar panel dengan kapasitas total 18.36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D. Program ini dapat mereduksi emisi sebesar 67,42 ton CO2 per semester, dengan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar.
Carbon Offset
Program ini diinisiasi agar proses produksi gas yang menghasilkan emisi gas CO2 dapat ditekan. Lini dilakukan dengan menanam tanaman mangrove di sekitar area industri PGN Saka. Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 equivalen per tahun.
Gas Buang Turbin
Perusahaan juga memanfaatkan gas buang Gas Turbine Generator (GTG). Gas buang yang keluar dari GTG direcovery menggunakan absorption chiller. Mengingat gas turbin generator yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang cukup tinggi. Pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 equivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF.
Substitusi gas engine dengan electric driven flash gas compressor
Perusahaan terdorong untuk mengimplementasikan program ini karena engine pada flash gas compressor masih menghasilkan emisi CO2. Program ini mampu mereduksi emisi sebesar 4.143 ton CO2 eq per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 41,3 MMSCF.
Mengurangi jejak karbon adalah tanggung jawab bersama untuk mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan dunia yang berkelanjutan. Pemahaman tentang emisi gas rumah kaca, metode pengukuran jejak karbon merupakan hal dasar dalam mengatasi krisis iklim. Kemudian bersama-sama untuk terus mengkampanyekan upaya-upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab untuk mewujudkan bumi yang lebih baik lagi bagi generasi mendatang.
Tes Skolastik: Strategi dan Tips Mengatasi Kecemasan Saat Ujian
11 Maret 2025 | 107
Tes Skolastik menjadi salah satu penilaian penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam menentukan kelulusan dan penerimaan di berbagai institusi. Namun, banyak siswa yang merasa cemas ...
Review 5 Tryout POLRI Aplikasi Android Terbaru yang Wajib Dicoba 2025
8 Mei 2025 | 67
Menghadapi seleksi penerimaan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) tentu memerlukan persiapan yang matang. Salah satu cara untuk mempersiapkan diri adalah dengan menggunakan ...
Kolaborasi Antara Pesantren Al Masoem dan Masyarakat dalam Mengembangkan Pendidikan Islam
6 Jul 2024 | 184
Pesantren Al Masoem merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang telah lama menjadi bagian integral dari masyarakat di Bandung. Dengan fitur-fitur unggulan seperti SMA Islam ...
Metode Customer Retention Meningkatkan Repeat Order Hingga 70%
16 Jun 2024 | 214
Metode customer retention atau mempertahankan pelanggan merupakan strategi penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Salah satu bentuk keberhasilan dari customer retention adalah ...
Tryout Online Praktik Kefarmasian: Persiapan Optimal Menuju Kesuksesan
18 Jun 2025 | 48
Dalam dunia pendidikan, terutama di bidang kefarmasian, persiapan yang matang sangat penting untuk menghadapi berbagai ujian. Salah satu cara efektif untuk mempersiapkan diri adalah dengan ...
Persiapkan Diri Untuk Mendapat Beasiswa Kuliah Di Luar Negeri Bersama Schoters
30 Des 2021 | 1536
Dari berbagai budaya asing yang masuk di Indonesia, budaya Jepang merupakan salah satu yang sudah cukup dikenal lama. Produk-produk Jepang, baik dari merek hingga makanan, sudah banyak ...